Kamis, 16 Mei 2013

KURIKULUM


MODEL KONSEP KURIKULUM


A.  Macam-macam Model Konsep Kurikulum
Telah diungkapkan pada bab sebelumnya, bahwa terdapat empat aliran pendidikan yaitu pendidikan klasik, pribadi, teknologi, dan interaksionis. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut kurikulum subjek akademis, pendidikan pribadi disebut kurikulum humanistik, teknologi pendidikan disebut kurikulum teknologis, dan dari pendidikan interaksionis disebut kurikulum rekontruksi social.

1.   Kurikulum Subjek Akademis
              Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis. Pertama, melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan. Kedua, studi yang bersifat integratif. Ketiga, pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.

1.  Sumber kurikulum subjek akademis adalah Pendidikan Klasik (filsafat perenialisme, esensialisme), yaitu:
1.    Berorientasi pada masa lalu,
2.    Kurikulum ini berasumsi bahwa antara ilmu, nilai, dan budaya telah solid,
3.    Tugas pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu, serta nilai   budaya,
4.    Guru adalah model (contoh bagi peserta didik).

2.  Ciri-ciri Kurikulum Subjek Akademis
a.    Metode yang digunakann adalah metode ekspositori dan inkuiri.
b.    Kurikulum menekankan isi atau materi pelajaran. Materi pelajaran yang terpenting di antaranya:
1.    Correlated curriculum, materi pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2.    Concentrated Curriculum, materi pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu.
3.    Integrated Curriculum, materi pelajaran diintegrasikan dalam suatu persoalan, dan segi kehidupan tertentu.
4.    Problem Soining Curriculum, materi pelajaran menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari disiplin ilmu.
c.    Isi kurikulum berasal dari disiplin ilmu (solid-sistematis)
d.   Peranan guru sangat dominan.
e.    Dalam kegiatan evaluasi banyak menggunakan uraian daripada tes objektif.

3.  Pemilihan Disiplin Ilmu
Terdapat beberapa saran dalam mengatasi masalah pemilihan disiplin ilmu, yaitu:
1.    Menguasakan adanya penguasaan materi yang menyeluruh.
2.    Mengutamakan kebutuhan masyarakat.
3.    Menekankan pengetahuan dasar.

4. Pendekatan Dalam Perkembangan Kurikulum Subjek Akademis
Terdapat beberapa pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis, yaitu:
a.    Pendekatan berdasarkan struktur pengetahuan
b.    Pendekatan bersifat integratif (integrated curriculum).
ü Tema yang membentuk kesatuan (unifying theme).
ü Menyatukan beberapa disiplin ilmu (contoh social studies).
ü Menyatukan berbagai metode belajar.
c.  Pendekatan fundamentalis
ü Mata pelajaran membaca menulis berhitung.
ü Mata pelajaran lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis.

2.  Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dikembangkan berdasarkan pada konsep aliran pendidikan pribadi, yaitu: John Dewey dan J.J. Rousseau, kurikulum ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa.  Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar siswa dan bagaimana bersikap terhadap sesuatu. Ada beberapa aliran yang termasuk dalam kurikulum humanistik, yaitu kurikulum: Konfluen, Krikisme Radikal, dan Mistikisme Modern.

1.  Sumber Kurikulum Humanistik
Sumber kurikulum himanistik adalah pendidikan pribadi (filsafat eksistensialisme), yaitu:
1.    Berorientasi ke masa sekarang,
2.    Kurikulum ini berasumsi bahwa anak punya potensi,
3.    Pendidikan diibaratkan seperti bertani,
4.    Guru adalah psikolog, bidan, motivator, dan fasilitator.

2. Ciri-ciri Kurikulum Humanistik
a.    Tujuan pendidikan dalam kurikulum humanistik adalah mengembangikan kpribadian yang dinamis.
b.    Kirikulum humanistik menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dan murid.
c.    Dalam evaluasi, kurikulum humanistik lebih mengutamakan proses daripada hasil.
d.   Siswa adalah subjek yang memiliki peran utama.
e.    Bahan mengajar disesuaikan pada minat atau kebutuhan siswa.
f.     Menekankan kebutuhan pribadi

3.  Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum Rekontruksi Sosial adalah kurikulum yang lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapi dalam masyarakat. Pada rekonstruksi sosial tidak terlalu menekankan kebebasan individu. Para rekonstruksi sosial menentang intimidasi, mereka mendorong agar para siswa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah sosial yang mendesak dan kerja sama untuk memecahkannya. 
1.  Sumber kurikulum rekontruksi sosial adalah Pendidikan Interaksional (filsafat pragmatisme), yaitu:
1.    Orientasi ke masa lalu dan sekarang
2.    Asumsi : manusia mahluk sosial
3.    Menekankan pemecahan problema masyarakat
4.    Tujuan pendidikan pembentukan masyarakat lebih baik
5.    Pendidikan adalah kerjasama : interaksi guru-siswa-siswa

2.  Desain Kurikulum Rekontruksi Sosial.
                  Ada beberapa ciri dari desain kurikulum ini, yaitu:
1.    Tujuan pemecahan masalah masyarakat
2.    Isi kurikulum adalah problema-problema yang terjadi dalam masyarakat
3.    Metode mengajar bersifat kooperatif (gotong royong  atau kerja kelompok)
4.    Guru dan siswa belajar bersama

3.  Kompenen-kompenen Kurikulum
a.    Tujuan dan isi kurikulum.
b.    Bahan ajar atau materi
c.    Metode.
d.   Evaluasi.

4.  Pelaksanaan Pengajaran Rekontruksi Sosial
Pengajaran rekontruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka (masyarakat sekitar). Para ahli kurikulum yang berorientasi ke masa depan menyarankan agar isi kurikulum difokuskan pada: pengalian sumber-sumber alam dan bukan alam, populasi, kesejahteraan masyarakat, masalah air, akibat pertambahan penduduk, ketidakseragaman pemanfaatan sumber-sumber alam, dan lain-lain.

4. Kurikulum Teknologis
              Penerapan teknologi dalam pendidikan, khususnya kurikulum ada dalam dua bentuk, yaitu: bentuk perangkat lunak, dan perangkat keras. Penerapan teknologi perangkat keras dikenal sebagai teknologi alat, sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut teknologi system.  Teknologi alat lebih menekankan kepada pengguanaan alat-alat teknologis untuk menunjang efesiensi dan efektifitas pendidikan. Teknologi system lebih menekankan kepada penyusunan program pengajaran atau rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan system.

1.  Sumber kurikulum akademis adalah Pendidikan Teknologis (filsafat realisme), yaitu:
a.    Berorientasi ke masa sekarang dan yang akan datang,
b.    Menekankan pada kompetensi,
c.    Kompetensi diuraikan menjadi perilaku yang dapat diamati,
d.   Peranan guru tidak dominan (dapat diganti alat-alat teknologi),
e.    Pendidikan bersifat ilmiah (science, experimental, terukur),
f.     pendidikan adalah sistem.

2.    Ciri-ciri Kurikulum Teknologis
Kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan, memiliki beberapa ciri khusus, yaitu:
a.    Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetens, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku.
b.    Metode dipandang sebagai proses mereaksi terhadap rangsangan yang diberikan dan apabila terjadi respons yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat.
c.    Organisasi bahan ajar banyak diambil dari disiplin ilmu dan disajikan dalam media tulis & elektronik.
d.   Evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester.

3.  Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa kriteria, yaitu: 1) Prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain, 2) Hasil pengembangan, terutama yang masih berbentuk model yang dapat diuji coba ulang, dan memberikan hasil yang sama. Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada kompetensi. Pegembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat Bantu tetapi bersatu dengan program, pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.

B.  Ayat Al-Qur’an Yang Berkaitan dengan Kurikulum
Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat islam, Al-Qur’an menjadi landasan terhadap semua perbuatan yang dilakukan manusia. Di dalam Al-Qur’an berisi perintah, dan larangan yang bersumber dari Allah SWT., dan kita sebagai seorang muslim patut untuk mematuhi segala apa yang tertulis dalam Al-Qur’an. Karena, sudah kita ketahui bersama bahwa tujuan Allah SWT., menciptakan manusia adalah untuk menyembah kepadanya, sebagaimana firman Allah SWT., dalam Q.S. Adz-Dzaariyaat : 56, yang berbunyi:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Dalam Al-Qur’an juga terdapat ayat yang menjelaskan tentang pentingnya mempelajari ilmu pengetahuan melalui proses belajar dan mengajar. Di dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa sistem mengajar yang baik adalah mengajar yang dimulai dengan contoh-contoh dari bahan yang akan diajarkan, sehingga ilmu tersebut dapat dipahami dengan media pembelajaran secara langsung oleh peserta didik.
Dalam mengajar seorang guru harus menguasai dan memahami materi pelajaran yang akan disampaikannya, di mana materi yang akan diajarkan tersebut disesuaikan dengan kondisi siswa dan tujuan pada kurikulum yang telah direncanakan sebelumnya. Berikut ini akan kami jelaskan salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan kurikulum, yaitu Q.S. Al-Baqarah: 31-32, yang berbunyi;

zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ (#qä9$s% y7oY»ysö6ß Ÿw zNù=Ïæ !$uZs9 žwÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇÌËÈ

Artinya: 31. “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" 32.  Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Berdasarkan pada ayat Q.S. Al-Baqarah: 31-32 diatas, terdapat beberapa unsur-unsur pendidikan, yaitu:
1.  Tujuan Pendidikan
Di dalam ayat 31-32 surat al-Baqarah mengandung beberapa tujuan pendidikan, yaitu:
a. Mengajarkan bahwa manusia harus pandai bersyukur karena dianugerahi Allah SWT., potensi untuk meraih kematangan secara sempurna di bidang ilmu pengetahuan dibandingkan malaikat.
b. Memberi pelajaran bahwa seseorang yang menuduh kepada orang lain dituntut meunjukkan bukti sebagai hujjah atas tuduhannya.
c. Memberikan perhatian bagi umat manusia agar menyadari kekurangan-kekurangannya, mengakui kemurahan dan kasih sayang Allah SWT.
e.    Memberi nasihat kepada manusia agar tidak berpura-pura mengetahui jika memang tidak mengetahui dan hendaknya tidak menyembunyikan sesuatu yang ia ketahui.

2.    Guru
Ayat ini menghimbau kepada seorang pendidik atau guru untuk mengajarkan ilmunya sekaligus dan menyeluruh kepada peserta didik. misalnya: seorang guru mengajari siswanya tentang apakah belajar itu? maka seorang guru tidak hanya mengajarkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan yang terjadi pada diri manusia, sehingga yang awalnya tidak tahu akan menjadi tahu, dan yang buruk dapat menjadi baik, dengan belajar. Akan tetapi guru juga harus mengajarkan kepada siswanya tentang bagaimana belajar yang baik, dan bagaimana agar belajar kita dapat mencapai hasil yang diinginkan, dan memberikan contoh dalam bentuk perbuatan sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.

3.  Peserta Didik (Siswa)        
              Seorang siswa dituntut untuk tidak merasa tinggi diri dalam menuntut ilmu dan hendaknya tidak menyembunyikan sesuatu yang ia ketahui terutama dalam mengamalkan ilmunya. misalnya; jika ada seorang siswa yang mengetahui dan mengerti tentang materi belajar yang telah diajarkan oleh gurunya, namun ada temannya yang belum mengerti, maka seorang siswa yang terlebih dahulu mengerti tersebut, harus bersedia mengajarkan kepada temannya yang belum mengerti. Sebab dalam ayat ini, dikatakan bahwa seorang siswa tidak boleh sombong dan merasa tinggi hati.

3.    Media
Ayat ini menginformasikan bahwa seorang guru mengajar muridnya secara langsung dengan menggunakan sistem mengajar yang sesuai dengan kondisi siswanya. Dalam system pengajaran, terdapat beberapa kompenen, yaitu: 1). Siswa, 2). Tujuan, 3). Kondisi, 4). Sumber-sumber belajar, dan 5). Hasil belajar. Yang dimaksud dengan system mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa yaitu;
Pertama, tujuan pembelajaran (rancangan kurikulum) disesuaikan dengan kondisi siswa, misalnya: kurikulum untuk siswa SD/MI maka harus disesuaikan dengan mata pelajaran yang dipelajari pada tingkat SD/MI, bukannya kurikulum SD/MI menggunakan kurikulum pada tingkat SMP/MTS, dan SMA/MAN, sebab jika begitu maka tidak sesuai dengan kondisi siswa.
Kedua, sumber belajar yang digunakan pun harus disesuaikan dengan kondisi siswa. misalnya: Jika seorang siswa masih berada pda tingkatan kelas satu SD/MI, maka guru harus memberikan mata pelajaran (sumber belajar) untuk tingkat kelas satu, bukan diberi meteri yang seharusnya diberikan pada tingkat kelas dua, tiga, atau pun kelas empat.

Ketiga, apabila dalam memberikan materi pengajaran, seorang guru menyesuaikan dengan kondisi pada siswanya, dan didukung pula dengan media dan alat-alat yang membantu dalam memudahkan proses belajar dan mengajar, maka Insya Allah hasil pembelajaran yang diperoleh akan baik.

4.    Kurikulum
Pada awal ayat 31 surat al-Baqarah ini menjelaskan bahwa sistem pengajaran yang hendak dilakukan yaitu pengajaran bahasa kepada manusia terutama anak kecil. Hal ini disebabkan bahwa manusia dianugerahi potensi untuk berbahasa. Pengajaran ini dimulai dengan mengajarkan nama-nama dalam arti mengajarkan kata-kata bukan kata kerja seperti ini mama, ini papa, dan lain sebagainya. Selain itu, memberitahukan contoh contoh dari perincian tiap-tiap nama tersebut karena dengan menyebutkan contoh-cntohnya, maka pengajaran yang diberikan sangat mudah dipahami atau dicerna oleh manusia.
Kita sebagai kaum muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu, terutama ilmu agama, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Rasulullah Saw., yang berbunyi:

بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ عَنْ سَعِيدِ حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ

عَلَى أَوْ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى كَتِفِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ

 التَّأْوِيلَ مَنْكِبِي شَكَّ سَعِيدٌ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ

Artinya:”Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya Rasulullah SAW meletakkan tanggannya pada punggung Ibnu ‘Abbas atau pundaknya, – perawi Hadis ini, Said ragu- kemudian Rasulullah SAW berdo’a: Ya Allah berikanlah kepadanya pemahaman yang mendalam tentang agama dan ajarilah dia takwil (al-Qur’an). “

Dengan berlandaskan pada hadist ini Ibnu Katsir ra telah mengatakan bahwa dengan interpretasi apapun makna hadis ini menunjukkan kebolehan mengajari anak-anak untuk membaca al-Qur’an meskipun dalam usia dini, bahkan adakalanya disunnahkan atau diwajibkan. Oleh karena itu, kita harus selalu memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk menuntut ilmu agama dan ilmu-ilmu umum lainnya, yang dapat dapat kita peroleh melalui belajar di sekolah, dari keluarga, lingkungan, dan dengan banyak membaca dan berlatih, dengan system pengajaran yang baik dan terarah (kurikulum), agar tercapai tujuan yang diinginkan.

SILABUS SMP KELAS VII



SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Satuan Pendidikan   :
Mata Pelajaran       : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester      : VII / 1

Standar Kompetensi   : 1. Menerapkan hukum bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qamariyah
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Idikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1
2
3
4
5
6
7
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
1.    Menjelaskan hukum bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qamariyah.

2.    Membedakan hukum bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qamariyah.

3.    Menerapkan bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qamariyah dalam surat-surat Al-Qur’an dengan benar.

Hukum bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qamariyah

ü Membaca dan memahamai materi tentang hukum bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qamariyah.

ü Menulis, membaca dan mengartikan dalil.

ü Melakukan kegiatan diskusi kelompok.

ü Mengidentifikasi perbedaan hukum bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qamariyah.
ü Mengerjakan latihan uji kompetensi.
1.    Menjelaskan pengertian hukum bacaan Al-Syamsiyah dan Al-Qamariyah.

2.    Menyebutkan ciri-ciri hukum bacaan Al-Syamsiyah dan Al-Qamariyah.

3.    Menyebutkan contoh-contoh bacaan Al- Syamsiyah dan Al-Qamariyah.

4.    Membandingkan ciri-ciri hukum bacaan Al- Syamsiyah dan Al- Qamariyah.

5.    Menelaah hukum bacaan Al-Syamsiyah  dan Al-Qamariyah dalam QS. Ad-Duha
Tes Tertulis




Tes Tertulis



Tes Tertulis




Tes Tertulis




Tes Unjuk Kerja
Tes Uraian





Tes Uraian




Tes Uraian





Tes Uraian





Identifikasi
1.    Jelaskan pengertian hukum bacaan Al-Syamsiyah  dan Al-Qamariyah !


2.    Sebutkan beberapa ciri hukum bacaan Al-Syamsiyah dan Al-Qamariyah !

3.    Sebutkan contoh-contoh bacaan Al- Syamsiyah dan Al-Qamariyah !

4.    Jelaskan perbedaan ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah!

5.    Carilah bacaan-bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah dalam QS. al-Dluha lalu tulislah dalam buku kerja kalian!
4 x 35 menit
1.   Buku panduan guru PAI

2.   Buku materi PAI SMP kelas VII

3.   Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas VII


Maaf teman-teman jika tampilan filenya terpotong dan tidak lengkap, untuk file lengkap dan jelasnya, silahkan lihat di HALAMAN INI...

Template by:

Free Blog Templates